Wifox mengklaim dapat meningkatkan kecepatan akses wifi 700 persen |
Perkembangan teknologi wifi semakin hari semakin pesat, tidak hanya speed yang semakin kencang, namun luas cakupannya pun semakin luas. Bagi pengguna perangkat bergerak (mobile), jaringan wifi merupakan hal yang membuat pekerjaan menjadi jauh lebih mudah, orang tidak perlu kehilangan waktu berharga mereka. Namun, akses ke Internet melalui jaringan wifi juga harus berlomba dengan semakin meningkatnya pengguna, karena hal ini dapat membuat kecepatan akses menjadi berkurang. Indonesia merupakan pangsa pasar 5 besar untuk perangkat / gadget smartphone dan komputer tablet di dunia, dan kita sangat punya masalah dengan ini.
Dalam perkembangannya sekarang, penelitian sudah mulai mengarah pada penyelesaian masalah seperti ini. Seperti yang dilakukan oleh sekelompok peneliti dari North Carolina State
University (NCSU), mereka telah mengembangkan sebuah software yang mampu mengatasi masalah penurunan kecepatan akses akibat semakin banyaknya pengguna perangkat mobile. Teknologi tersebut dinamakan dengan WiFox. Software yang secara instan dapat diinstal di jaringan akan
mengatasi masalah melambatnya kecepatan koneksi pada lingkungan Wi-Fi yang
sedang dipakai banyak orang. Peningkatan throughput
yang dapat dicapai sampai dengan 700 persen.
Penurunan kinerja Wifi ketika penggunanya banyak, itu disebabkan oleh koneksi antara komputer pengguna dengan access point hanya menggunakan satu channel yang digunakan dua arah, pengiriman dan penerimaan data
dari komputer ke access point. Bila diibaratkan jalan raya yang hanya memiliki satu jalur yang digunakan untuk dua arah
mobil, hal ini menjadi rawan bagi terjadinya kemacetan.
Bila sejumlah besar pengguna mengirim permintaan data, maka channel
akan penuh dan acces point
akan menghadapi hambatan untuk mengirim data kembali ke pengguna. Makin banyak
pengguna makin ramai lalu lintas data pada channel, sehingga makin turun kinerja
jaringan.
Software WiFox mengatasi masalah ini. Software memonitor lalu-lintas data pada channel Wifi dan memberikan prioritas
kepada access point untuk mengirim
data bila terjadi backlog data.
Prioritas yang diberikan tergantung pada ukuran backlog, semakin besar semakin tinggi prioritasnya. Gambarannya, software beraksi
seperti halnya polisi lalu-lintas, WiFox menjaga lalu-lintas data agar mengalir lancar
di kedua arah.
Sekelompok peneliti dari NCSU telah menguji WiFox di
jaringan Wi-Fi yang dapat menangani 45 pengguna di lab mereka. Hasilnya,
semakin banyak pengguna yang memakai jaringan, semakin tinggi througput datanya. Peningkatannya mulai
dari 400 persen dengan 25 pengguna dan sampai 700 persen bila 45 pengguna
memanfaatkan jaringan tersebut.
Arpit Gupta, seorang mahasiswa PhD di computer science NCSU, sumber http://hothardware.com |
Dari hasil pengujian, tim peneliti berkesimpulan
bahwa respon terhadap permintaan pengguna rata-rata empat kali lebih cepat
daripada di jaringan Wi-Fi yang tidak menggunakan software. Menariknya lagi, WiFox dapat dipaket sebagai software update yang dapat diinstal di
jaringan Wi-Fi yang sudah ada.
“WiFox dapat dipasang tanpa membongkar sistem,”
kata Arpit Gupta, seorang mahasiswa PhD di computer
science NCSU, seperti dikutip oleh siaran pers NCSU.
Gupta merupakan lead author untuk paper yang menjelaskan cara kerja WiFox. Paper tersebut akan dipresentasikan pada ACM CoNEXT 2012,
konferensi yang diselenggarakan di Nice, Perancis, pada 10-13 Desember 2012 mendatang.Nah kawan, masalah satu telah selesai, kita tunggu masalah lainnya. Semua masalah akan selalu ada solusinya, itulah gunanya ilmu pengetahuan dan teknologi. Hanya saja, kenapa hal tersebut tidak dikaji di negara kita. Masa' hanya bengong nunggu peneliti luar menyelesaikan masalah kita. Kalo gak ada solusi ya sudah, terima saja... hehe..
Sebarkan semangat penguasaan teknologi... Piss..
0 comments:
Post a Comment
Berkomentar dengan bijak adalah cermin kedewasaan