Ir. Basuki Tjahaja Purnama, M.M. (sumber : Google) |
Ir. Basuki Tjahaja Purnama, M.M. (Zhong Wan Xie), lahir di Kota Manggar Belitung (sekarang ibu kota kabupaten Belitung Timur) pada tanggal 29 Juni 1966 (umur 46 tahun), atau paling dikenal dengan panggilan Ahok, adalah seorang anggota Komisi II DPR RI periode 2009-2014 dari Partai Golkar. Sebelumnya pernah menjabat sebagai Bupati Belitung Timur periode 2005-2006. Ia merupakan etnis China pertama yang menjadi Bupati Kabupaten Belitung Timur. Basuki juga merupakan kakak kandung dari Basuri Tjahaja Purnama, Bupati Belitung Timur periode 2010-2015.
Pada tahun 2012, ia mencalonkan diri sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta berpasangan dengan Joko Widodo, wali kota Solo.
Basuki lahir dari keluarga keturunan yang bermukim di Belitung, ayah Alm. Indra Tjahaja Purnama (Zhong Kim Nam) dan ibu Buniarti Ningsing (Bun Nen Caw). ia juga memiliki tiga orang adik, yaitu Dr. Basuri T. Purnama (Bupati di Kabupaten Belitung Timur), Fifi Lety, S.H., L.L.M. (praktisi hukum), Harry Basuki, M.B.A. (praktisi dan konsultan bidang pariwisata dan perhotelan).
Basuki menikah dengan Veronica, S.T. yang kelahiran Medan, Sumatera Utara, dan dikaruniai 3 orang putra-putri bernama Nicholas, Nathania, dan Daud Albeenner.
Sekilas tentang Riwayat Hidup Ahok yang saya kutip dari Wikipedia :
Pendidikan formal Ahok menamatkan sekolah hingga tingkat SLTP di Belitung, kemudian meneruskan sekolah menengah atas dan perguruan tinggi di Jakarta, ia lulusan Fakultas Teknologi Mineral jurusan Teknik Geologi Universitas Trisakti dengan gelar Insinyur Geology pada tahun 1989.
Setelah menamatkan pendidikan S1, Ahok menetap di Belitung dan mendirikan perusahaan CV Panda yang bergerak di bidang kontraktor pertambangan PT. Timah selama 2 tahun, dan kembali memutuskan kuliah S-2 mengambil bidang manajemen keuangan di Sekolah Tinggi Manajemen Prasetiya Mulya Jakarta.
Gelar Magister Manajemen (M.M.) diraihnya, kemudian ia bekerja di PT Simaxindo Primadaya di Jakarta. Perusahaan ini bergerak di bidang kontraktor pembangunan pembangkit listrik. Ia menjabat sebagai staf direksi bidang analisa biaya dan keuangan proyek.
Tahun 1992 Ahok mendirikan PT Nurindra Ekapersada sebagai persiapan membangun pabrik Gravel Pack Sand (GPS) pada tahun 1995, dan ia memutuskan berhenti bekerja di PT Simaxindo Primadaya.
Tahun 1995, Ia kemudian mendirikan pabrik di Dusun Burung Mandi, Desa Mengkubang, Kecamatan Manggar, Belitung Timur. Pabrik pengolahan pasir kuarsa tersebut adalah yang pertama dibangun di Pulau Belitung, dan memanfaatkan teknologi Amerika dan Jerman. Lokasi pembangunan pabrik ini adalah cikal bakal tumbuhnya kawasan industri dan pelabuhan samudra, dengan nama Kawasan Industri Air Kelik (KIAK).
Pada akhir tahun 2004, seorang investor Korea berhasil diyakinkan untuk membangun Tin Smelter (peleburan bijih timah) di KIAK. Investor asing tersebut tertarik dengan konsep yang disepakati untuk menyediakan fasilitas komplek pabrik maupun pergudangan lengkap dengan pelabuhan bertaraf internasional di KIAK.
Tahun 2004 Ahok terjun ke politik dan bergabung dengan Partai Perhimpunan Indonesia Baru (Partai PIB) sebagai ketua DPC Partai PIB Kabupaten Belitung Timur. Pada pemilu 2004 ia mencalonkan diri sebagai anggota legislatif dan terpilih menjadi anggota DPRD Kabupaten Belitung Timur periode 2004-2009. Partai PIB adalah partai politik yang didirikan oleh Alm. Sjahrir.
Pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Belitung Timur Tahun 2005, Ahok berpasangan dengan Khairul Effendi, B.Sc. dari Partai Nasional Banteng Kemerdekaan (PNBK) ikut sebagai calon Bupati-Wakil Bupati Belitung Timur periode 2005-2010. Dengan mengantongi suara 37,13 persen pasangan ini terpilih menjadi Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Belitung Timur definitif pertama. Pasangan Basuki-Khairul ini unggul di Kabupaten Belitung Timur yang menjadi lumbung suara Partai Bulan Bintang (PBB) pada pemilu legislatif tahun 2004 lalu.
Ahok kemudian mengajukan pengunduran dirinya pada 11 Desember 2006 untuk maju dalam Pilgub Bangka Belitung 2007. Pada 22 Desember 2006, ia resmi menyerahkan jabatannya kepada wakilnya, Khairul Effendi.
Di pilkada Gubernur Babel tahun 2007, Basuki mengambil bagian menjadi kandidat calon Gubernur. Mantan Presiden K.H. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) mendukung Basuki untuk menjadi Gubernur Bangka Belitung dan ikut berkampanye untuknya. Gus Dur menyatakan bahwa "Ahok sudah melaksanakan program terbaik ketika memimpin Kabupaten Belitung Timur dengan membebaskan biaya kesehatan kepada seluruh warganya". Namun dalam pemilihan tersebut ia dikalahkan oleh Eko Maulana Ali.
Pada tahun 2008, ia menulis buku biografi berjudul "Merubah Indonesia".
Pada tahun 2012, Basuki mencalonkan diri sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta berpasangan dengan Joko Widodo.
Basuki memperoleh penghargaan sebagai Tokoh Anti Korupsi dari unsur penyelenggara negara dari Gerakan Tiga Pilar Kemitraan, yang terdiri dari Masyarakat Transparansi Indonesia, KADIN dan Kementerian Negara Pemberdayaan Aparatur Negara, pada tanggal 1 Februari 2007. Ia dinilai berhasil menekan semangat korupsi pejabat pemerintah daerah, antara lain dengan tindakannya mengalihkan tunjangan bagi pejabat pemerintah untuk kepentingan rakyat, yaitu untuk penyelenggaraan pelayanan kesehatan dan pendidikan gratis bagi masyarakat Belitung Timur.
Ia juga terpilih menjadi salah seorang dari 10 tokoh yang mengubah Indonesia, yang dipilih oleh Tempo.
Kontroversi Ahok
Kick Andy : "Filosofinya adalah “orang miskin jangan lawan orang kaya, dan orang kaya jangan lawan pejabat”. Berbekal pelajaran dari almarhum ayahandanya itulah, Basuki Tjahaya Purnama atau yang dikenal Ahok adalah sosok manusia dermawan yang tak segan menyuarakan kenyataan pilu dari lembaganya, Dewan Perwakilan Rakyat, kepada masyarakat umum."
Ir. Darmansyah Husein (Bupati Belitung) : "Kalau orang ngomong track record, apa sih track record dia? Bupati Belitung Timur selama satu tahun tiga bulan, kan belum kelihatan hasilnya. Belitung Timur kan biasa-biasa saja, yang namanya pengobatan gratis Askes kan, banyak di daerah lain. Kalau namanya pengobatan gratis Belitung juga punya kok, jadi tidak spektakuler lah."
Pernyataan Khairul Effendi (mantan Bupati Beltim, yang sebelumnya wakil bupati-nya Ahok) :
http://metropolitan.inilah.com/read/detail/1905145/kinerja-ahok-di-belitung-timur-hanya-omong-kosong
"Saya merasakan hal itu saat menjabat Bupati Beltim (Belitung Timur) periode 2006-2010 menggantikan Basuki Tjahja Purnama alias Ahok. Banyak janji yang dilontarkan Ahok ketika kampanye Pilbup 2005," ujar Khairul dalam keterangan persnya kepada INILAH.COM, Sabtu (15/9/2012).
Dia menjelaskan, janji-janji yang pernah disuarakan oleh Ahok pada saat kampanye Pilbup Belitung Timur 2005 lalu belum ada yang dijalankan satupun hingga akhirnya Ahok memutuskan mundur dari jabatannya.
Beberapa janji tersebut antara lain adalah ingin menjadikan Beltim (Belitung Timur) sebagai Singapura kedua (pusat bisnis dan jasa), ingin membangun kawasan industri Air Kelik, ingin mendirikan pabrik kelereng (sebagai pemasok spare parts untuk alat semprot cat philox), dan ingin menjadikan Beltim sebagai Bali kedua (pusat wisata).
"Ternyata janji Ahok itu hanya omong kosong karena ditinggalkan setelah 15 bulan berkuasa. Kawasan industri Air Kelik tak mungkin dibangun karena terletak di Hutan Lindung. Saya yang harus melanjutkan pe-ernya, akibat Ahok berambisi menjadi Gubernur Bangka-Belitung," ungkapnya.
Selama Khairul menjabat, pusat pemerintahan terpadu dibangun di Manggar, ibukota Beltim. Pelabuhan Manggar pun dituntaskan, tapi Khairul didakwa memalsukan surat keterangan tanah pelabuhan yang diperkarakan seorang pengusaha, dan kenal dekat Ahok.
"Padahal, rencana pembangungan telah ditetapkan sejak 2003, dan Bupati Ahok menegaskan untuk segera dituntaskan. Bahkan anggaran disetujui DPRD Beltim, karena merupakan program Kementerian Perhubungan era Hatta Rajasa. Saya yang melaksanakan pembangunan akhirnya dijegal perkara perdata (pemalsuan surat) untuk mencegah jadi Cabup periode 2010-2015," tutur Kairul.
Karena Ahok mendukung adiknya, Basuri Tjahja Purnama untuk maju. Di situ Khairul menyaksikan, bahwa Ahok bukan seorang politisi yang ksatria dan sportif dalam berkompetisi.
Banyak lagi kesaksian lain yang diungkapkan Khairul yang merupakan pasangan Ahok dalam Pilbup 2005, misalnya soal penambangan di hutan lindung, peralihan lahan publik menjadi resor wisata, pengiriman alumni SMU Beltim ke STIKIP Surya yang belum disetujui DPRD karena menggunakan APBD, dan lain - lain.
Atas beberapa bukti tersebut dan dorongan batin, akhirnya Khairul memutuskan datang ke Jakarta untuk memberikan gambaran secara utuh kepada warga Jakarta untuk menghadapi Pilgub putaran kedua nanti.
"Saya termotivasi untuk berdialog terbuka dengan warga Jakarta yang akan memilih pemimpin dalam Pilkada, agar kepala daerah yang tampil nanti benar-benar bertangung-jawab," jelas Khairul.
Pernyataan kontroversi Ahok :
"Masyarakat dan penegak hukum harus taat pada ayat konstitusi, bukan ayat suci. Kita tidak boleh taat pada ayat suci. Kita taat kepada ayat-ayat konstitusi.”
JJ Rizal di akun Twitter-nya, @JJRizal. "Warteg itu jaring pngaman sosial di jkt salahsatu pilar utama survival kaum miskin kota, koq dihinakan sama @JokowiAhok dlm debat,"
Kelanjutan twitnya, Ahok sangat lupa warga miskin Jakarta mendapat makanan murah dari warteg. “Warteg koq anggap manajemen buruk, astaga lupa apa ratusan ribu kaum miskin kota dpt makanan murah en survive di jkt dr warteg. Nilai pemimpin bung dpt dilihat dr sejauh apa ingatan penghormatannya thd wong cilik, kromo, marhaen dlm tiap tutur tindakny,”
Baca juga : Jangan menggunakan foto close up di media online
Langsung dibahas... hihi
ReplyDeletehttp://www.metrotvnews.com/jakartamemilih/news/2012/09/18/106545/Ahok-Minta-Pernyataan-Soal-Warteg-tak-Dipolitisasi/1
lebih baik milih ahok daripada nara bos XD
ReplyDeleteAduh, sama mas atau mbak sapa yah :-)
DeleteAnyway, pilihan masing2 gan, bagi yang udah tau info diatas tapi tetep milih ya apa boleh buat. yang jelas kami tau siapa ahok, kan kami satu kampung gan..
tengkyu
SEBENERNYA BNYK YG MILIH JOKOWI BKN AHOK,,,,,,,,,,,, :D
ReplyDeleteTengkyu komennya gan,
Deleteitu mungkin saja, namun kita juga tidak bisa mengabaikan suara kaum etnis di Jakarta. ini juga trik mengumpulkan suara kan gan..